Gawai Naik Dango As A Material Of Respect To Ene' Daniang Dayak Bukit Tribe West Kalimantan
DOI:
https://doi.org/10.26618/equilibrium.v11i3.12204Kata Kunci:
Civic Culture, Dayak Bukit, Ene' Daniang, Naik DangoAbstrak
The focus of this research examines the Gawai Naik Dango as a Respect Ceremony for Ene' Daniang of the Dayak Bukit Tribe of West Kalimantan. The topic of study is related to ritual issues and ceremonies of respect for Ene' Daniang as the Highest Being of the Bukit Dayak tribe. The gawai Naik Dango ritual ceremony is seen as a very important ceremony, it underlies all other ceremonies, both private and collective. All family members gather to hold the rituals of Nyangahatn Mati, Nyangahatn Ka' Sami, Nyangahatn Ka' Padarengan, Nyangahatn Ka' Dango Padi; they also held sacrifices and offerings to the Highest Being, Ene' Daniang through the intercession of the ancestors accompanied by singing and dancing, and culminating in a festive party together at the traditional house. The researcher uses descriptive qualitative methods and critical reading of texts, namely: (1) Cultural philosophy books related to understanding the concept of the Supreme Being; (2) Articles that concentrate on studying the concept of the Naik Dango traditional ceremony. The findings in this study are that the concept of the Highest Being, Ene' Daniang in the Bukit Dayak community, is embodied in customs, customary law, language, and art. In short, it is contained in every aspect of human life. They farm, for example, not only as a fulfillment of economic needs, but also as an implementation of Ene' Daniang's will and to bring back Ene' Daniang's actions to humans. Rice is a gift from Ene' Daniang which must be replanted from generation to generation through farming. The way to plant and harvest it does not just happen, but through various ceremonies (rituals), such as Ngawah, Ngalabuhatn, Ngaladakng Buntikng Padi, Ngabati, Ngaleko, Nabo' Panyugu Nagari, and Panyugu Tahutn or Naik Dango.Referensi
Anggraeni, Helena. (2018). Etika Pembangunan Ekonomi terhadap Kaum Miskin. Jurnal Mabis, 9(2), 85-93.
Antonich, R. (1991). Iman dan Keadilan. Yogyakarta: Kanisius.
Dhavamony, Mariasusai (2017). Phenomenology of Religion. Roma: Gregoriana University Press.
Djuweng, S. (1966). Manusia Dayak: Orang Kecil yang Terperangkap Modernisasi (1st ed.). Institut Dayakologi.
Dove, R. Michael (1985). The Role of Indonesian Traditional Culture in Modernization. Roma: Gregoriana University Press.
Eliade, Mircea. Myths, Dreams and Mysteries, the Encounter Between Contemporary Faiths and Archaic Reality (1990). London: Collins.
Kirchberger, G. & Mansford Prior, J. (1996). Mengendus Jejak Allah: Dialog dengan Masyarakat Pinggiran. Ende: Nusa Indah.
Konferensi Waligereja Indonesia. (2008). Dokumen Konsili Vatikan II. Terejamahan R. Hardawiryana. Jakarta: Obor.
Kwirinus, D. (2022a). Imanensi dan Transendensi Petara Raja Juwata Sebagai Wujud Tertinggi Orang Dayak Desa Kalimantan Barat. Prespektif, 17(2), 91–115.
Kwirinus, D. (2023). Myth and Religion in the Traditional Dayak Way of Life. Kawalu: Journal of Local Culture, 10(10), 279-314. https://doi.org/10.32678/kwl.v10i01.7865
Lontaan, J. U. (1975). Sejarah Hukum Adat dan Adat Istiadat Kalimantan Barat. Offset Bumirestu.
Loreta, N. Castro & Arij A. Roest. (1995). Poverty and Development: the Call of the Catholic Church in Asia. Philippines: Internasional Jaques Maritain Institute.
Putri, N.Q.H., Andayani, A. & Wardani, N.E., (2023). ‘Representation of cultural values in Tempuutn Senarikng of Dayak Benuaq and Tunjung tribes’, HTS Teologiese Studies/Theological Studies 79(1), 80-91. https://doi.org/10.4102/hts.v79i1.8091
Saarni, Etis, Sulha & Rohani. (2021). Nilai Kearifan Lokal Dalam Upacara Adat Naik Dango Sebagai Civic Culture Pada Masyarakat Dayak Kanayatn. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Karakter, 1(2), 41-51.
Sadewo, Yosua Damas, Purnasari P. D & Beni, Sabinus. (2020). Tingkat Pemahaman Siswa Terhadap Budaya Naik Dango Masyarakat Dayak Kanayant. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Publik, 6(1), 54-72.
Sood, M. M. (1999). Dayak Bukit: Tuhan, Manusia, Budaya. Institut Dayakologi.
Sujarni Alloy, Albertus, & Chatarina Pancer Istiyani. (2008). Keberagaman subsuku dan bahasa Dayak di Kalimantan Barat (John Bamba, Ed.; 1st ed.). Institute Dayakologi.
Wina, Priani & Habsari, Novi Triana. (2017). Peran Perempuan Dayak Kanayatn Dalam Tradisi Upacara Naik Dango (Studi Di Desa Padang Pio Kecamatan Banyuke Hulu Kabupaten Landak Kalimantan Barat). Agastya: Jurnal Sejarah dan Pembelajarannya, 7(1), 23-45.
Yunus, Muhammad. (2007). Bank Kaum Miskin, Kisah Yunus dan Grameen Bank Memerangi Kemiskinan. Depok: Marjin Kiri.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Dengan diterimanya artikel oleh Tim Editor Equilibrium : Jurnal Pendidikan (p-ISSN: 2339-2401, e-ISSN: 2477-0221) dan adanya keputusan untuk menerbitkan artikel tersebut, maka hak cipta tentang artikel ini akan dialihkan ke Equilibrium Jurnal Pendidikan (p-ISSN: 2339-2401, e-ISSN: 2477-0221). Program Studi Pendidikan Sosiologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar memegang hak cipta mengenai semua artikel yang diterbitkan dalam jurnal ini. Selain itu Equilibrium Jurnal Pendidikan (p-ISSN: 2339-2401, e-ISSN: 2477-0221) memiliki hak untuk memperbanyak dan mendistribusikan artikel dan setiap penulis tidak diperbolehkan untuk menerbitkan artikel yang sama yang dimuat di jurnal ini.
Surat Pernyataan Keaslian Artikel dan Hak Cipta Naskah dapat anda unduh : di sini
Setelah mengisi dengan lengkap surat pernyataan tersebut, silahkan anda kirimkan lewat e-mail ke alamat : jurnalsosiologi@unismuh.ac.id