Perancangan Resort di Pesisir Pantai Reviola Kota Batam dengan Pendekatan Arsitektur Bioklimatik
DOI:
https://doi.org/10.26618/j-linears.v5i1.7258Keywords:
Biklimatik, Kawasan Pesisir, Kawasan Wisata, Pulau GalangAbstract
Pulau Galang merupakan salah satu daerah yang berada di Kota Batam yang memiliki potensi pariwisata salah satunya wisata alam. Wisata alam yang ada di Pulau Galang seperti Kampung Vietnam dan mempunyai beberapa pantai indah disekitarnya. Pantai Reviola menjadi salah satu pantai yang menjadi potensi Pulau Galang dengan potensi pantai yang memiliki pasir putih dan lokasi yang jauh dari kebisingan kota. Pantai ini merupakan kawasan pesisir yang memerlukan rancangan dengan sebuah pendekatan dala melakukan eksplorasi bentuk. Arsitektur Bioklimatik menjadi salah satu pendekatan yang dapat digunakan sebagai hubungan antara iklim dan bangunan. Pantai Reviola tidak begitu berbeda dengan pantai lainnya yang memiliki site dengan iklim suhu dan kelembaban yang tinggi, memanfaatkan desain pasif berupa meminimalkan pemakaian energi dan ramah lingkungan. Metode penelitian yang digunakan berupa metode kualitatif, pengambilan data baik primer maupun sekunder kemudian di analisa dengan tujuan memiliki fungsi terkait Perancangan Resort di pesisir pantai reviola Kota Batam dengan pendekatan Arsitektur Bioklimatik, sehingga mendapat konsep perancangan yang tepat dan berkualitas.References
F. Yanti and C. A. Pane, “Eksistensi ObjekWisata Turi Beach Di Kecamatan Nongsa Dalam Mengembangkan
Pariwisata Di Kota Batam,” HISTORIA: Journal of Historical Education Study Program, vol. 4, no. 1, pp.
–57, 2019.
A. A. Prakoso and Y. A. de Lima, “Strategi Pengembangan Pariwisata Kreatif Berbasis Masyarakat
(Community-based Creative Tourism) Di Bintan,” Journal of Tourism and Creativity, vol. 3, no. 2, pp. 101–
, 2019.
S. Supriono, “Analisis Deskripsi Potensi Pariwisata Kota Batam Dalam Rangka Menjaring Wisatawan
Mancanegara,” Jurnal Pariwisata Terapan, vol. 1, no. 2, pp. 97–106, 2017.
A. YUSRA et al., “Studio Akhir Desain Arsitektur Perancangan Masjid Apung Di Tanjung Pinggir,
Sekupang, Batam,” 2021.
H. A. Devy and R. Soemanto, “Pengembangan obyek dan daya tarik wisata alam sebagai daerah tujuan wisata
di Kabupaten Karanganyar,” Jurnal sosiologi dilema, vol. 32, no. 1, pp. 34–44, 2017.
E. Virdiawan, D. E. Wardani et al., “HOTEL RESORT DENGAN KONSEP ARSITEKTUR ORGANIK DI
PANTAI SEPANJANG GUNUNG KIDUL,” Jurnal Arsitektur GRID, vol. 3, no. 1, pp. 1–6, 2021.
R. W. Putra, R. M. Firmansyah, W. Wagianto, G. Gunansyah, and E. Kamal, “Kajian Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Laut Indonesia (Review: Reklamasi Teluk Benoa),” Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal,
vol. 8, no. 3, pp. 175–180, 2021.
A. Parment, P. Kotler, and G. Armstrong, Principles of Marketing Scandinavian Edition, 3rd edn, uPDF
eBook. Pearson Higher Ed, 2021.
A. H. Alim, “Resort Pantai dengan Pendekatan Arsitektur Vernakuler di Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai,”
N. KRISNAWATI, “HOTEL RESORT DI KOTA BATU DENGAN TEMA ARSITEKTUR BIOKLIMATIK,”
Skripsi, ITN MALANG, 2014.
F. Umar, “HOTEL RESORT DENGAN PENDEKATAN GREEN ARCHITECTURE DI PALOPO,” Skripsi,
Universitas Hasanuddin, 2020.
S. Astria Melanira, “Penerapan Bangunan Rumah Lingkungan Dalam Kajian Arsitektur Bioklimatik (Sekolah
Alam Bekasi (Sasi)),” ARJOUNA: Architecture and Environtment Journal of Krisnadwipayana, vol. 4, no. 2,
H. K. Cahyaningrum, H. Hardiyati, and R. Nugroho, “Implementasi Prinsip Desain Arsitektur Bioklimatik
Pada Bangunan Perpustakaan Di Klaten,” ARSITEKTURA, vol. 15, no. 2, pp. 434–438, 2017.
B. Givoni, Climate considerations in building and urban design. John Wiley & Sons, 1998.
N. Campbell and J. Reece, “Biology: Pearson Benjamin Cummings,” 2008.