Model Kolaborasi Stakeholders Dalam Pengembangan Desa Wisata Ketapanrame Berbasis Pentahelix
DOI:
https://doi.org/10.26618/kjap.v10i2.15366Keywords:
Kolaborasi Pentahelix, Pemangku Kepentingan, Pengembangan, Desa Wisata, KetapanrameAbstract
Penelitian ini membahas model kolaborasi stakeholders dalam pengembangan Desa Wisata Ketapanrame dengan pendekatan pentahelix, berdasarkan teori DeSeve. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi peran serta kontribusi masing-masing stakeholders yang terdiri dari pemerintah, akademisi, komunitas, bisnis, dan media dalam memajukan desa wisata. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolaborasi yang efektif antara kelima elemen pentahelix tersebut mampu menciptakan sinergi yang positif dalam pengembangan pariwisata desa. Pemerintah berperan dalam penyediaan regulasi dan dukungan infrastruktur, akademisi memberikan kontribusi melalui penelitian dan pendidikan, komunitas lokal berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan wisata, sektor bisnis mendukung melalui investasi dan kemitraan, serta media berperan dalam promosi dan publikasi. Implementasi model kolaborasi ini dapat menjadi contoh bagi pengembangan desa wisata lainnya di Indonesia, dengan menekankan pentingnya kerjasama multi-stakeholder untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengembangan desa wisata berbasis pentahelix merupakan strategi yang efektif dalam mengoptimalkan potensi lokal serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
References
Aisyah Aprilia Prasetyo, & Sukmana, H. (2024). Peran Badan Usaha Milik Desa dalam Pengembangan Objek Wisata Sumber Gempong di Desa Ketapanrame. Reslaj: Religion Education Social Laa Roiba Journal, 6(5), 2732–2750. https://doi.org/10.47467/reslaj.v6i5.1893
Askar Khalid. (2014). UU Nomor 23 Tahun 2014. Applied Microbiology and Biotechnology, 85(1), 2071–2079.
Cahyaningrum, N., & Tukiman, T. (2022). Strategi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam Mengembangkan Wisata Taman Ghanjaran di Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 22(2), 1133. https://doi.org/10.33087/jiubj.v22i2.2328
Cole, S. (2006). Information and empowerment: The keys to achieving sustainable tourism. Journal of Sustainable Tourism, 14(6), 629–644. https://doi.org/10.2167/jost607.0
Dani Rahu, P., & Suprayitno. (2021). Kolaborasi Model Pentahelix Dalam Pengembangan Desa Wisata Sei Gohong Kecamatan Bukit Batu Kota Palangka Raya. Journal Ilmu Sosial, Politik Dan Pemerintahan, 10(1), 13–24. https://doi.org/10.37304/jispar.v10i1.2286
Dewi, R. T. (2016). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Collaborative Governance dalam Pengembagan Industri Kecil (Studi Kasus Tentang Kerajinan Reyog dan Pertunjukan Reyog Di Kabupaten Ponorogo). Universitas Sebelas Maret, 6, 1–123. https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/27844/NTg4OTQ=/Faktor-Faktor-Yang-Mempengaruhi-Collaborative-Governance-Dalam-Pengembangan-Industri-Kecil-Studi-Kasus-Tentang-Kerajinan-Reyog-Dan-Pertunjukan-Reyog-Di-Kabupaten-Ponorogo-RATNA-TRISUMA-DEWI-S240809
Jamilah, W. N., Somantri, Q. A., Firnanda, I., Shopyani, W., Syachdilla, D., Mustika, H., Nurintan, S. S., Kirana, A., Octavia, R., Dayant, I., & Suparman, A. (2023). Peran Media Sosial Dalam Pengembangan Desa Wisata Religi Nangka Beurit. Community Develop, Ent Journal, 4(4), 9018–9024.
Muhaimin, H. (2019). Tata Kelola Pariwisata Dalam Pengembangan Potensi Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto. Journal of Governance Innovation, 1(1), 1–12. https://doi.org/10.36636/jogiv.v1i1.296
Musleh, M., Subianto, A., & Prasita, V. D. (2023). Stakeholder Interaction in the Development of Oxygen Ecotourism on Gili Iyang Island, Indonesia. Journal of Government and Civil Society, 7(2), 297. https://doi.org/10.31000/jgcs.v7i2.8251
Pratono, A. H. (2024). Ekonomi Sirkular : Model Pemberdayaan Desa Ketapanrame , Circular Economy : Village Empowerment Model in Ketapanrame , Trawas , Mojokerto , East Java Province. 4(1), 38–45. https://doi.org/10.34148/komatika/v4i1.794
Purba, N. A. U., & Rining Nawangsari, E. (2022). Prinsip Saemaul Undong dalam Pengelolaan Desa Wisata oleh BUMDesa di Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto. JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 5(7), 2142–2147. https://doi.org/10.54371/jiip.v5i7.684
Ratnawati, S., Prasetijowati, T., & Melin Febrianti, N. (2022). Community Empowerment Through the Development of Ghanjaran Park Tourism Based on Local Potential. International Journal of Applied Research in Social Sciences, 4(5), 203–213. https://doi.org/10.51594/ijarss.v4i5.359
Riani, N. (2021). Pariwisata Adalah Pisau Bermata 2. Jurnal Inobasi Penelitian, 2(5), 1469–1474.
Setiawan NAP, Ridwan TM, & Putri NA. (2024). Metode Pentahelix Dalam Pengembangan Desa Wisata Ketapanrame. Jurnal Manajemen Pariwisata Dan Perhotelan, 2(1). Vidyalaya.ac.id.
Subekti, T., & Irma Fitriana Ulfah. (2023). Collaborative Governance Pada Bumdes Ketapanrame Kabupaten Mojokerto. Journal of Governance Innovation, 5(1), 161–174. https://doi.org/10.36636/jogiv.v5i1.2110
Tri Handoko, R. (2018). Jurnal Manajemen Pelayanan Hotel Akademi Komunitas Manajemen Perhotelan Indonesia (Rudi Tri Handoko. 2(2), 93–105.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).