Interaksi Sosial Anak Autis di Sekolah Inklusi (Studi Sosiologi Pada Sekolah Inklusi di Kota Makassar)

Authors

  • Fatimah Azis Muhammadiyah University of Makassar
  • Sam'un Mukramin Universitas Muhammadiyah Makasar
  • Risfaisal Risfaisal Universitas Muhammadiyah Makassar

DOI:

https://doi.org/10.26618/equilibrium.v9i1.4365

Keywords:

Children with autism, social interaction, inclusive schools

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan informasi tentang interaksi sosial anak autis di sekolah inklusi di Kota Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru pendidik khusus merupakan tokoh kunci yang memegang peran sangat penting dalam memberikan bimbingan dan arahan dalam proses interaksi anak. Peran guru pendidik khusus dalam pembinaan mengenal lingkungan sekolah dan berkomunikasi dengan teman-teman sangat penting, guru merupakan pembimbing dan penolong terbaik setelah orang tua untuk kemandirian dalam lingkungan sosial.

Lingkungan yang mempengaruhi interaksi sosial anak adalah lingkungan sekolah. Sekolah lingkungan kedua setelah lingkungan keluarga, karena sekolah anak sedang dalam tahap belajar dan bersosialisasi dengan teman baru. Sekolah menuntut mereka untuk dapat berkomunikasi atau memahami dengan baik di dalam dan di luar kelas, namun tidak semua anak yang mampu dengan orang lain. Mungkin ada anak yang suka menyendiri atau bermain sendiri, atau bisa juga anak yang terlalu impulsif atau hiperaktif. Anak-anak yang mengalami gangguan dalam perkembangan sosialnya. Dengan terganggunya perkembangan tersebut, mengakibatkan anak menjadi terhambat dalam hal komunikasi atau dapat berbicara, misalnya anak autis.

Kemampuan anak autis untuk mengembangkan interaksi sosial dengan orang lain sangat terbatas, bahkan mereka mungkin tidak terkait rangsangan dari orang lain sama sekali. Autisme suatu kondisi anak yang mengalami gangguan hubungan sosial yang terjadi sejak lahir atau pada masa tumbuh kembang, sehingga anak terasing dari kehidupan manusia.

Author Biography

  • Fatimah Azis, Muhammadiyah University of Makassar
    Tidak ada Penelitian, tidak ada penelitian

References

Ashman, A. & Elkins, J. (eds.). (1994). Educating Children with Special Needs. Sidney: Prentice Hall of Australia Pty Ltd

Douglass, Susan L. dan Shaikh, Munir A. (2004), ‘Defining Islamic Education: Differentation and Aplications’ dalam CICE (Current Issues in Comparative Education) Journal: Islam and Education, Vol. 7, No. 1, December 15.

UNESCO (1990), World Declaration on Education for All and Framework for Action to Meet Basic Learning Needs. International Consultative Forum on Education for All. Paris: UNESCO.

UNESCO (1994), The Salamanca Statement and Framework for Action on Special Needs Education, World Conference on Special Needs Education: Access and Quality. Paris: UNESCO and the Ministry of Education, Spain. Versi pdf., http://portal.unesco.org/education/en/ev.php.

UNESCO (2003), Conceptual Paper: UNESCO Inclusive Education, a Challenge and a Vision. http://portal.unesco.org/education/en/ev.php.

Alimin, Z. dan Permanarian. (2005). Reorientasi Pemahaman Konsep Special Education ke Konsep Needs Education dan Implikasinya Layanan Pendidikan. Bandung: Jassi

Johnson, B.H., and Skjorten M.D., (2003). Menuju Inklusi, Pendidikan Kebutuhan Khusus Sebuah Pengantar, Bandung: Program Pascasarjana UPI Bandung

Sunardi. (2002). Kecenderungan dalam Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Ditjen Dikti

Abdul Haris. 2003. “Meningkatkan Kemampuan Sosialisasi Siswa Berkebutuhan Khusus Melalui Aplikasi Pembelajaran Berbasis Inklusif di Sekolah Reguler”. Jurnal Rehabilitasi Remediasi, 13, 102 – 110

Direktorat Pendidikan Luar Biasa. (2006). Naskah dan Informasi Pendidikan Khusus (PLB). Diambil pada 24 Oktober 2009 dari www. ditplb.or.id

Gunarhadi. (2001). “Mengenal Pendekatan Inklusi Dalam Pendidikan Luar Biasa”. Jurnal Rehabilitasi Remediasi, 2, 63 – 68

PERMENDIKNAS RI No. 70 tahun 2009 Kebijakan Pemerintah dalam Pendidikan Inklusif.

Downloads

Published

2021-01-03